Sistem, Integrasi dan Migrasi

by 07.35 0 komentar

Sistem, Integrasi dan Migrasi

Made Dwika Junata Darma, 1304505118
Nama jurusan/Fakultas : Teknologi Informasi/Teknik
Nama Kampus : Universitas Udayana
Nama Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, ST MT

Apa itu sistem? 
       Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.  Sistem merupakan penggabungan antara software, hardware dan brainware yang terintegrasi didalam satu kesatuan. Sistem berasal dari bahasa Latin (systÄ“ma) dan bahasa Yunani (sustÄ“ma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. 
      Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti sistem informasi. Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti data, sumber daya manusia, hardware serta budaya kerja (bisnis proses atau bisnis role).
      Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:
  • Jogianto (2005:2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
  • Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
  • Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
  • Murdick, R. G (1991:27), Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang.
  • Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperai bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.
Komponen atau Karakteristik sistem adalah bagian yang membentuk sebuah sistem, diantaranya:
  • Objek, merupakan bagian, elemen atau variabel. Ia dapat berupa benda fisik, abstrak atau keduanya.
  • Atribut, merupakan penentu kualitas atau sifat kepemilikian sistem dan objeknya.
  • Hubungan internal, merupakan penghubungan diantara objek-objej yang terdapat dalam sebuah sistem.
  • Lingkungan, merupakan tempat dimana sistem berada.
  • Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan dan tujuan inilah yang menjadi motivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terkendali. Tentu tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
  • Masukan, adalah sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan tersebut dapat berupa hal-hal yang tampak fisik (bahan mentah) atau yang tidak tampak (jasa).
  • Proses, adalah bagian yang melakukan perubahan dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai (informasi) atau yang tidak berguna (limbah)
  • Keluaran, adalah hasil dari proses. Pada sistem informasi berupa informasi atau laporan, dsb
  • Batas, adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem. Batas disini menentukan konfigurasi, ruang lingkup atau kemampuan sistem. Batas juga dapat diubah atau dimodifikai sehingga dapat merubah perilaku sistem.
  • Mekanisme pengendalian dan umpan balik, digunakan untuk mengendalikan masukan atau proses. Tujuannya untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
Integrasi
       Dalam konteks sistem informasi, sistem terintegrasi (integrated system) merupakan sebuah rangkaian proses untuk menghubungkan beberapa sistem-sistem komputerisasi dan software aplikasi baik secara fisik maupun secara fungsional. Sistem terintegrasi akan menggabungkan komponen sub-sub sistem ke dalam satu sistem dan menjamin fungsi-fungsi dari sub sistem tersebut sebagai satu kesatuan sistem.

      Sistem terintegrasi merupakan tantangan menarik dalam software development karena pengembangannya harus terus mengacu pada konsistensi sistem, agar sub-sub sistem yang sudah ada dan tetap dimanfaatkan secara operasional masih tetap berfungsi sebagaimana mestinya baik ketika proses mengintegrasikan sistem maupun setelah terintegrasi. Tantangannya adalah bagaimana merancang sebuah mekanisme mengintegrasikan sistem-sistem tersebut dengan effort paling minimal – bahkan jika diperlukan, tidak harus melakukan refactoring atau re-developing lagi sistem-sistem yang sudah ada.



Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam membangun sistem terintegrasi, sebagaimana yang direferensikan berdasarkan artikel dari Wikipedia yaitu :
  • Vertical Integration, merupakan proses mengintegrasikan sub-sub sistem berdasarkan fungsionalitas dengan menghubungkan sub-sub sistem yang sudah ada tersebut supaya bisa berinteraksi dengan sistem terpusat dengan tetap berpijak pada arsitektur sub sistem yang lama. Metode ini memiliki keuntungan yaitu dapat dilakukan dengan cepat dan hanya melibatkan beberapa entitas development yang terkait dalam proses pembuatan sistem lama. Kelemahannya, metode ini tidak memungkinkan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi baru atau proses bisnis baru ke dalam sub-sistem yang sudah ada – karena effort lebih tinggi ada di proses “mempelajari” arsitektur sistem lama dan menjadikannya acuan untuk membuat sistem terintegrasi. Untuk menghadirkan ekspansi fungsionalitas atau proses bisnis baru adalah harus membuat sub-sistem baru.
  • Star Integration, atau lebih dikenal sebagai spaghetti integration, adalah proses mengintegrasikan sistem dengan cara menghubungkan satu sub sistem ke semua sub-sub sistem lainnya. Sebuah fungsi bisnis yang diimplementasikan dalam sebuah sub sistem akan di-broadcast ke semua sub-sub sistem lain yang dependen terhadap fungsi bisnis tersebut supaya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Untuk integrasi sistem dengan ruang lingkup kecil atau menengah dan dengan pemisahan fungsi bisnis yang jelas dan spesifik, metode integrasi ini layak untuk dipertimbangkan. Namun jika fungsi bisnis banyak terlibat di beberapa sub sistem secara dependen, pada akhir proses integrasi sistem akan terlihat sedikit “kekacauan” dalam diagram – proses interkoneksi antar sub sistem akan tampak seperti spaghetti. Efeknya, biaya perawatan dan ekspansi sistem di masa yang akan datang akan memerlukan effort yang sangat berat untuk mempelajari skema integrasi sistem berikut dependency-nya.
  • Horizontal Integration, atau ada yang mengistilahkan dengan Enterprise Service Bus (ESB), merupakan sebuah metode yang mengintegrasikan sistem dengan cara membuat suatu layer khusus yang berfungsi sebagai interpreter, dimana semua sub-sub sistem yang sudah ada akan berkomunikasi ke layer tersebut. Model ini lebih menawarkan fleksibilitas dan menghemat biaya integrasi, karena yang perlu difokuskan dalam implementasi proses pengintegrasian hanya layer interpreter tersebut.  Untuk menangani ekspansi proses bisnis juga hanya perlu diimplementasikan di layer interpreter itu juga, dan sub sistem baru yang akan menangani interface dari proses bisnis ekstensi tersebut akan berkomunikasi langsung ke layer dan layer akan menyediakan keperluan-keperluan data/interface untuk sub sistem lain yang memerlukannya.
Metode Enterprise Service Bus (ESB) ini – seperti yang dilansir dari Wikipedia juga – memiliki banyak kelebihan jika diadopsi dalam merancang arsitektur sistem terintegrasi, yaitu antara lain :
  1. Lebih cepat dalam melakukan penyesuaian dengan sistem yang telah ada
  2. Meningkatkan fleksibilitas, mudah untuk diperbaharui mengikuti perubahan keperluan sistem (system requirements)
  3. Membuat standar sistem sehingga bisa diaplikasikan di sub sistem mana pun
  4. Porsi pekerjaan software development lebih banyak di “konfigurasi” daripada “menulis code” untuk integrasi
  5. Dapat diterapkan mulai ruang lingkup kecil hingga di level enterprise
Namun metode horizontal integration atau Enterprise System Bus (ESB) yang tampaknya ideal ini bukan berarti tidak ada kelemahan. Beberapa kelemahan yang cukup signifikan pengaruhnya antara lain :
  1. Pembuatan standar sistem dalam Enterprise Message Model banyak berkutat di aspek analisis dan manajerial, biaya analisis benar-benar tinggi karena perlu berkolaborasi dengan analis-analis yang bertanggung jawab terhadap arsitektur dan desain sistem-sistem yang telah ada.
  2. Secara khusus memerlukan perangkat keras (hardware) yang spesifik, seperti misalnya business-logic-server yang independen dan tidak integral dengan salah satu atau sebagian dari sub sistem yang telah ada.
  3. Perlu tambahan tenaga (SDM) berupa Middleware Analyst yang akan mengkonfigurasi, merawat, dan mengoperasikan layer Enterprise Service Bus.
  4. Karena biasanya ESB mempergunakan XML sebagai bahasa komunikasi antar sistem, tentu akan memerlukan resources dan komputasi berlebih untuk melakukan parsing-reparsing dalam komunikasi data.
  5. Memerlukan effort yang cukup tinggi dalam mengimplementasikan ESB karena cukup banyak layer/tingkatan aplikasi yang harus ditangani, tidak hanya aplikasi-aplikasi interface dari sub-sub sistem saja, melainkan juga layer interpreter yang juga memiliki karakteristik sebagai aplikasi juga.

Migrasi 

        Migrasi merupakan perpindahan dari satu kondisi lama ke kondisi baru atau dari sistem lama ke sistem yang baru. Migrasi sistem juga dapat melibatkan downtime, sedangkan sistem yang lama diganti dengan yang baru. Seperti yang dikenal dalam istilah data warehouse yaitu proses ETL (Extract Transformation Load), proses migrasi perangkat lunak juga melewati proses ini. Extract adalah proses dimana dilakukan analisis menyeluruh terhadap sistem lama. Sistem lama dianalisis secara mendetail disegala bidang seperti spesifikasi sistem, proses bisnis sistem dan metode penyimpanan data. Setelah melakukan analisis pada sistem lama maka dilakukan proses transformasi sistem lama ke sistem baru yaitu tindakan modifikasi agar detail data dan proses bisnis pada sistem lama dapat diakomodasi di sistem baru. Ini seiring dengan perkembangan pesat metode dan aplikasi Data Warehouse dan Business Intelligence di dunia bisnis. Dengan penggunaan ETL, maka produktivitas migrasi akan meningkat dan relatif berujung kepada penghematan waktu dan biaya proses migrasi itu sendiri.

         Migrasi dapat dilakukan dari komputer mainframe sistem untuk lebih terbuka seperti Cloud Computing platform. Dimana maksud dari penggunaan Cloud Computing platform yaitu :

  • Motivasi untuk ini bisa menjadi penghematan biaya
  • Migrasi dapat disederhanakan dengan alat-alat yang secara otomatis dapat mengkonversi data dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ada juga alat-alat untuk mengkonversi kode dari satu platform yang lain akan baik dikompilasi atau ditafsirkan. Vendor alat tersebut termasuk Micro Focus dan Metamining
  • Sebuah alternatif untuk mengubah kode adalah penggunaan perangkat lunak yang dapat menjalankan kode dari sistem lama pada sistem baru

         Pada umumnya, migrasi yang dilakukan yaitu migrasi data dimana dalam perpindahan data yang lama ke sistem yang baru dilakukan tanpa ada kehilangan satu datapun yang dimiliki pada sebuah sistem lama. Migrasi data biasanya dilakukan secara pemrograman untuk mencapai migrasi otomatis yang dapat membebaskan sumber daya manusia dari tugas-tugas yang membosankan. Hal ini diperlukan saat organisasi atau individu mengubah sistem komputer atau upgrade ke sistem baru. Untuk mencapai prosedur migrasi data yang efektif, data pada sistem lama yang dipetakan ke sistem baru menyediakan desain untuk ekstraksi data dan loading data. Alasan utama dalam migrasi data yaitu :

  • Basis data yang lama tidak didukung oleh prinsipal utama aplikasi basis data tersebut.
  • Buruknya dukungan yang diberikan oleh ekosistem aplikasi tersebut.
  • Sistem baru yang dikembangkan mengharuskan pemakaian sistem basis data lain.
  • Teknologi yang digunakan sudah terlalu lama / usang.
  • Dilihat dari sisi bisnis maka analisis biaya manfaat (cost benefit analysis) sudah menetapkan jika biaya yang akan ditanggung lebih besar daripada manfaat yang didapatkan jika mempertahankan sistem lama.

      Dalam melakukan migrasi data juga terdapat strategi yang ada dalam melakukan migrasi. Berikut ini merupakan strategi dasar dalam melakukan migrasi data :

  • Dilakukan secara bertahap dan parallel. Parallel disini dalam arti aplikasi yang menggunakan sistem basis data lama tetap dipertahankan sampai sistem pendukung basis data baru dapat menjalankan operasionalnya dengan baik
  • Utilitas / mekanisme teknisnya dapat menggunakan :
    1. Aplikasi impor atau ekspor data yang biasanya terdapat pada sistem database baru.
    2. Scriptingprogramming dengan bahasa pemograman populer seperti c#, perl, php, java, dan lain-lain.

       Aplikasi khusus etl (extract, transform, and load) yang biasanya dirancang dengan kemudahan penggunaan antarmuka grafis serta mendukung hampir semua format file maupun sistem basis data populer lainnya.

(sumber:http://www.startupbootcamp.org/assets/images/blog/smart-city-living/infographic.png)

Di Indonesia

Jakarta

Sebagai ibukota dari Negara Republik Indonesia, Jakarta tak mau kalah dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia. Implementasi smart city yang ada di Jakarta antara lain E-Government, pengambilan keputusan melibatkan masyarakat secara digital, dan sejumlah layanan berbasis online. Ini juga di dukung oleh penataan kota yang lebih baik dan penyediaan akses internet di sejumlah ruang public.



Bandung

Kota bandung merupakan ibukota dari provinsi jawa barat dan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota bandung merupakan salah satu pelopor Smart City. Yang menjadi poin utama penerapan smart city di kota bandung antara lain adalah di bidang transportasi, navigasi, pembelajaran, parker, rumah, pengawasan, energy dan system peringatan dini terhadap bencana. Sejumlah produk berupa aplikasi untuk smart city yang juga banyak dirilis oleh programmer bandung. Bandung juga memiliki sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan green computing, cloud computing dan smart city. Kegiatan tersebut diadakan oleh pemerintah kota bandung, institusi pendidikan dan sejumlah perusahaan.



Surabaya

Kota Surabaya merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya menerapkan smart city di tiga bidang, yaituy Smart Governance, Smart Living dan Smart Environment. Contohnya adalah adanya sistem peringatan dini terhadap adanya bencana alam, sistem pengelolaan sampah dan pemantauan volume pembuangan sampah berbasis teknologi, sistem administrasi perijinan berbasiskan teknologi dan online untuk meningkatkan mutu layanan public, system monitoring di area publik untuk meningkatkan keamanan lingkungan dan pemantauan lingkungan non stop. Kota Surabaya memperoleh penghargaan untuk ketiga bidang penerapan smart city pada ajang Smart City Award 2011.



Sumber :
Pratama Eka, I Putu Agus. Februari 2014. “Smart City Beserta Cloud Computing”. Bandung : Informatika Bandung.
rizky.”konsep sistem integrasi ”.22/05/2099.(http://rizky.prihanto.web.id/2009/05/konsep-sistem-terintegrasi.html)
Jestry_Ruth.”Integrasi Sistem Informasi”.26 Februari 2015. (https://jestryana.wordpress.com/2012/10/27/integrasi-sistem-informasi/)
Anonim.”Integrasi Sistem”.27 Februari 2015. (http://portal.simda.net/solusi-produk-layanan/integrasi-sistem/) 
 Anonim.”Migrasi Data”.27 Februari 2015. (http://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi_data) 
 Ibrahim Hi. Hasan,Amrullah.”Migrasi Data”.27 Februari 2015. (https://visilubai.wordpress.com/2010/04/27/migrasi-data/)
Anonim.”System Migration”.27 Februaru 2015. (http://en.wikipedia.org/wiki/System_migration)

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar